
Ada kalanya di suatu waktu dan tempat perayaan Galungan lebih menonjolkan perayaan Galungan dengan pesta-pesta pora yang bersifat hedonis. Makan masakan khas daerah yang lebih nikmat dari sehari-harinya. Demikian pula Galungan diwujudkan dengan berpakaian serba baru, pergi ke tempat-tempat hiburan dan melakukan hal-hal yang lebih menekankan kenikmatan indria.
Padahal Galungan adalah sebagai suatu peringatan untuk menajamkan daya spiritual untuk mensinergikan penerapan Jnyana atau ilmu pengetahuan suci untuk mencerahkan hati nurani umat sehingga dapat membangun kehidupan yang cerah dan bergairah untuk mengamalkan Dharma. Galungan bukan sebagai media untuk lebih mendinamisir dominasi indria dalam diri. Sesungguhnya untuk mengimplementasikan Tattwa Galungan banyak hal yang dapat kita perbuat dengan mengembangkan Tattwa Galungan ke dalam berbagai program nyata sehingga Tattwa Galungan menjadi nyata dalam wujud susila dan upakaranya,
Terima kasih jgn lupa komentarnya...